Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hipoksia : Pengobatan, Penyebab, Gejala, Hingga Pencegahan.

Hipoksia, ialah sebuah kondisi dimana kadar oksigen dalam sel - sel tubuh berada di posisi rendah yang dapat menyebabkan seluruh fungsi pada bagian tubuh menjadi tidak normal dan ini mesti di waspadai! Pasalnya, jika kondisi semacam itu dibiarkan akan dapat mengakibatkan kerusakan organ dan kematian jaringan pada tubuh.

Hipoksia

Standarnya, oksigen yang didapat dari proses bernafas akan langsung dimuat oleh darah mulai dari paru hingga menuju jantung. Dari jantung, darah yang kaya akan oksigennya akan di pompa lagi melalui pembuluh menuju ke seluruh sel - sel tubuh.

Adapun terjadinya hipoksia, yakni ketika oksigen yang hendak menuju dalam sel - sel dalam tubuh tidak sampai alias tersesat atau tersumbat.

Perihal tersebut, dapat menyebabkan kadar oksigen dalam organ tubuh terus menurun jika terus didiamkan. Alhasil, akan di ikuti pula dengan munculnya segala macam gejala dan keluhan.

Kendati terdengan sama persis antara Hipoksia dengan Hipoksemia, namun keduanya ini tidaklah sama dimana hipoksemia merupakan suatu kondisi saat kadar oksigen dalam darah menjadi rendah. Jika tidak segera ditangani, maka kondisi hipoksemia dapat berlanjut menjadi hipoksia.

Pengobatan Hipoksia

Pengobatan hipoksia mempunyai tujuan guna mengembalikan pasokan oksigen kedalam sel - sel tubuh. Dengan begitu, organ - organ pada tubuh bisa dengan segera kembali bekerja juga tidak terjadinya kematian. Selain itu, pengobatan hipoksia juga bertujuan guna mengatasi penyebab dasarnya.

Terdapat sejumlah metode penanganan yang bisa sobat gypsum lakukan dalam mengatasi hipoksia, diantaranya ialah:

1. Pemberian Oksigen.

Tujuan pemberian oksigen sudah sedikit digambarkan pada penjelasan diatas, yakni untuk mengembalikan pasokan oksigen yang tidak sampai kedalam sel - sel tubuh yang dapat membuat organ - organ pada tubuh bisa bekerja secara baik dan normal serta tidak terjadinya kematian.

Adapun terapi penambahan oksigen dapat diberikan, diantaranya melalui:
  • Alat bantu ventilator (pernafasan) diperuntukan khusus untuk yang kesulitan nafas atau hipoksia yang sudah parah.
  • Terapi hiperbarik ditujukan untuk hipoksia yang jaringannya sudah parah. Contohnya, ialah seorang pasien yang terkena racun Karbon Moksida.
  • Selang hidung (masker) dimana pemilihannya dikondisikan dengan keadaan pasien dan pencapaian kadar oksigen yang di kehendakinya.

2. Penggunaan Obat - Obatan.

Sang dokter bisa memberikan resep obat - obatan guna mengatasi penyebab hipoksia, diantaranya sebagai berikut:
  • Obat anti kejang guna meredakan kejangnya.
  • Obat antibiotik guna mengobati infeksi bakterinya.
  • Obat berkategorikan kortikosteroid guna meredakan radang pada paru - parunya.
  • dan Obat asma (Inhaler), guna mengobati serangan sesak pernafasan (asma).

Penyebab Hipoksia

Hipoksia bisa jadi di sebabkan oleh beragam macam penyakit dan kondisi. Berikut dibawah inilah, penyakit dan kondisi yang menurut medis bisa mengakibatkan hipoksia:
  • Penyakit paru - paru, misalnya:
    • covid19,
    • kanker paru,
    • pneumothorax,
    • pneumonia,
    • enfisema,
    • edema paru,
    • hipertensi pulmonal,
    • ppok,
    • dan bronkitis.
  • Penyakit jantung, misalnya:
    • gagal jantung kongesit,
    • ventrikel fibrilasi,
    • dan bradikardia.
  • Kelainan darah, misalnya:
    • methemoglobinemia,
    • anemia.
  • Infeksi yang dapat mengakibatkan sepsis
  • Keracunan, seperti: racun sianida atau racun monoksida.
  • Cedera yang mengakibatkan pendarahan dengan jumlah yang banyak
  • Penggunaan obat, misalnya obat bius atau fentanyl.
  • Penyakit altitude sickness (akibat ketinggian)
  • Kekurangan oksigen oleh karena terjebak asap dalam kebakaran
  • Berada di area yang suhunya dingin terlalu
  • Dalam kondisi tenggelam baik dalam sungai atau kolam yang dalam maupun lautan terdalam.

Gejala Hipoksia

Setiap penderita hipoksia bisa jadi mengalami gejalanya dengan secara berbeda. Gejala - gejala hipoksiapun terkadang dapat muncul secara mendadak yang selanjutnya bisa langsung akut (memburuk) atau bisa jadi secara perlahan - lahan (kronis).

Agar tidak penasaran! Yuk, kita langsung saja lihat seperti apa sih gejala - gejala hipoksia yang umumnya biasa terjadi:
  • sulit berbicara,
  • batuk,
  • keringan yang berlebih,
  • hilangnya kesadaran,
  • berasa linglung,
  • lemas, bibir, kuku, dan kulit terlihat warna kebiru - biruan.
  • detak jantung serasa cepat atau sebaliknya berasa lamban.
  • pandangan terlihat kabur.
  • sakit kepala.
  • sesak nafas.
  • dan nafas menjadi cepat.

5 Macam Jenis Hipoksia

Berdasarkan penyebab hipoksia, yakni berkurangnya oksigen pada tubuh. Maka, hipoksia terbagi menjadi beberapa jenis (tipe), diantaranya adalah:
  1. Hipoksia Anemik - disebabkan berkurangnya kadar hemoglobin didalam sel darah merah, salah satunya efek dari penyakit anemia.
  2. Hipoksia Stagnan - disebabkan berkurangnya pasokan darah, misalanya saja karena syok atau efek dari pendarahan.
  3. Hipoksia Metabolik - terjadi saat oksigen yang diperlukan sel - sel dalam tubuh lebih banyak dari biasanya. Contohnya, efek terkena sepsis.
  4. Hipoksia Histotoksik - terjadi saay sel - sel tubuh tidak bisa mempergunakan oksigen yang sudah tersedia. Misalnya, terkena racun sianida.
  5. Hipoksia Hiposik (Hipoksemia) - disebabkan berkurangnya oksigen dalam darah efek saluran pernafasan yang terganggu.

Pencegahan Hipoksia

Hipoksia, sangatlah sulit untuk di cegah. Pasalnya, bisa terjadi tanpa terduga bahkan disadari! Tetapi, beberapa upaya yang bisa sobat lakukan guna menurunkan resiko terkena hipoksia, diantaranya ialah:
  • Bila sobat merasa mempunyai sesuatu kondisi ataupun sesuatu penyakit yang bisa meningkatkan resiko terjadinya hipoksia. Maka, lakukan dengan segera pemeriksaaan secara berkala ke dokter terdekat.
  • Menerapkan gaya hidup yang sehat dan damai. Beberapa diantaranya, yakin rutin berolahraga, stop merokok, minum air putih secukupnya, dan lain sebagainya.
  • Menghindari jalan untuk naik di ketinggian tertentu dengan secara cepat guna mencegah altitude sickness.
  • Melakukan pelatihan nafas secara berkala dan pergunakan obat asma dengan secara rutin.
Selain pencegahan hipoksia dengan menerapkan perihal diatas, sobat juga perlu periksa diri di dokter terdekat di kota sobat bilamana sobat pernah berkontak langsung dengan seorang penderita Covid19, terutama sedang mengalami gejala - gejala penyakit covid-19.

Bila terkena Covid-19, maka segeralah melakukan isolasi secara mandiri juga lakukan pemeriksaan saturasi oksigen juga dengan secara berkala guna mendeteksi penyakitnya lebih awal.

Dengan begitu, bilamana terjadi yang tidak terduga, misalnya terjadi ke arah yang lebih parah, Maka, bisa langsung berkonsultasi dengan dokter terdekat.