Mengenal Tempat Unik Dan Menarik Di Flores Bagi Wisatawan

Mengenal lebih dulu dengan secara ringkas mengenai Kepulauan Flores adalah merupakan salah satu hal yang harus di ketahui bagi seorang Wisatawan.

pulau flores

Flores adalah nama sebuah pulau yang terletak di bagian timur negara indonesia. Pulau Flores di huni oleh berbagai macam kelompok etnis atau suku. Nama Flores sendiri awal katanya berasal dari Bahasa Portugis yaitu : Cabo de Flores yang artinya adalah Tanjung Bunga.

Nama Flores ini di berikan pada tahun 1544 oleh seorang pelaut dari semanjung liberia yaitu S. M. Cabot. Dan kemudian di resmi di pakai sejak tahun 1636 oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda pada waktu itu Hendrik Brouwer.

Sebelum di namai Flores, sebetulnya masyarakat Flores sendiri membabtis pulau flores ini dengan nama Pulau Nusa Nipa, Karena nama Nusa Dipa ini lebih mendekati maknanya dengan yang nilai - nilai nilai filosofis dan juga kultural yang ada di pulau ini.

Sedangkan nama Flores sendiri mengutip dari beberapa website yang tersaji di mbah google, katanya sama sekali tidak mencerminkan nilai filosofis fan kulutral. Representasinya bisa dibuktikan melalui tenun - tenun ikat, di mana  motif - motif tenun ikat ini di ibaratkan seperti kulit ular. 

Sebuah studi yang cukup mendalam juga sudah di lakukan oleh Orinbao pada tahun 1969 dan mengungkapkan bahwa nama asli Pulau Flores ini harusnya Nusa Nipa, dimana arti dari Nusa Nipa itu sendiri adalah Pulau Ular.

Geografi Pulau Flores.

Letak pulau Flores berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ), dan termasuk ke dalam gugusan atau rangkaian Kepulauan Sunda kecil bersama dengan Bali dan NTB yang memiliki luas wilayah sebesar 14.300 km2. Dan penduduk di Flores mencapai 1,6 juta jiwa pada tahun 2007 lalu.

Di Flores juga terdapat gunung - gunung seperti halnya di Pulau Jawa. Puncak Gunung tertinggi nya yaitu bernama Gunung Ranakah (2350m). Gunung Ranakah ini juga merupakan gunung tertinggi yang kedua di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan gunung tertinggi pertamanya yaitu Gunung Mutis (2427m) yang berada di Timor Barat.

Topografi Flores

Selain memiliki gunung tertinggi ke dua, di kepulauan flores juga memiliki beberapa gunung berapi yang aktif seperti berikut ini :
  1. Gunung Egon, 
  2. Gunung Ilimuda, 
  3. Gunung Lereboleng, 
  4. Gunung Lewotobi,
  5. Gunung Ile Ape (lembata)
  6. Gunung Rokatenda (palu'e), 
  7. Gunung Ebulobo
Flora dan Fauna

Flores adalah daerah kepulauan yang memiliki satu dari sekian banyak satwa yang sangat langka dan juga di lindungi di dunia, satwa apakah itu ?

1. Satwa Varanus Komodoensis

Nama dari satwa langka yang di masksud adalah satwa Varanus Komodoensis atau yang biasa lebih di kenal dengan sebutan Biawak raksasa.

Yup, Satwa atau Raptil yang langka ini hidup dan berkembang biak di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Kedua pulau tersebut berlokasi di Kabupaten Manggarai Barat, Flores Barat. Dan Pulau Komodo dan Pulau Rinca ini termasuk ke dalam kategori kawasan Taman Nasional Komodo.

2. Danau Kelimutu & Spesies Tumbuhan. 

Selain dari Taman Nasional di atas, di kepulauan Flores ini juga masih mempunyai 1 Taman Nasional lainnya yaitu Taman Nasional Kelimutu. Lokasi Taman Nasional yang ini letaknya ada di Kabupaten Ende.


Daya tarik paling utama yang di miliki oleh Taman Nasional Kelimutu ini adalah Danau Tiga Warna. artinya air yang di tersaji di dalam danau tersebut bisa berubah - ubah warnanya menjadi 3 warna. Sehungga di namakan dengan Danau 3 Warna.

Akan tetapi keadaan yang sesungguhanya di dalam Kawasan Taman Nasional Kelimutu tersebut, terdapat berbagai macam jenis Spesies Tumbuhan dan Lumut yang tumbuh dan juga berkembang secara alami.

Maka oleh sebab itu pada awal ketika tahun 2007 an, pihak dari pengelola Kawasan Taman Nasional Kelimutu tersebut melakukan identifikasi khusus pada kekayaan hayatinya untuk bisa dikembangkan sebagai Kebun Raya Kelimutu.

Dengan begitu, para wisatawan - wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Alam Kelimutu, nantinya selain dapat menikmati keanehan dari Danau Tiga Warna, juga dapat mengamati ke aneka ragaman hayati yang ada di dalam Kebun Raya Kelimutu tersebut.

3. Sumber Air Panas Bumi & Pemandian Air Panas Alami

Lalu selain dari kawasan taman nasional yang sudah di sebutkan di atas, ada lagi Di daerah Mataloko, Kabupaten Ngada, itu terdapat sumber air panas bumi, di mana saat ini sumber air panas bumi tersebut pada saat sekarang ini sedang dikembangkan untuk bisa di jadikan sumber energi listrik.

Selain sumber panas bumi di daereah Mataloko, ada juga tempat pemandian air panas alami yang berlokasi di daerah Soa atau sebelah timur kota Bajawa, ibu kota kabupaten Ngada. Di tempat pemandian air panas tersebut sudah banyak turis dari manca negara yang berkunjung ke sana.

4. Taman Laut 17 Pulau

Lalu berlanjut kearah utara kabupaten Ngada, tepatnya di daerah Riung, tersaji pula taman laut 17 Pulau. Di mana keindahan taman laut ini menyamai indahnya Taman laut Bunaken di Manado. Yang uniknya lagi terdapat sebuah pulau di taman laut 17 pulau, yang bernama pulau Kelelawar sesuai namanya pulau kelelawar di jadi tempat tinggal oleh ratusan kelelawar  bahkan hingga ribuan kelelawar.

Situs arkeologi Pulau Flores

Pada September tahun 2003 lalu, di sebuah gua di Liang Bua, Flores barat. Paleoantropologis menemukan sebuah tengkorak berspesies hominid di mana sebelumnya tak pernah diketahui. Temuan ini dinamakan "manusia Flores" (Homo floresiensis, dijuluki hobbit).

Penemuan tengkorak yang dinamakan manusia flores ini pernah dimuat di majalah Nature edisi 28 pada bulan Oktober tahun 2004. Namun Status dari temuan ini sekarang masih di perdebatkan, apakah termasuk ke dalam spesies Homo erectus ataukah kedalam spesies Homo sapiens.

Pulau Flores Terdiri dari 8 Kabupaten

Pulau Flores merupakan salah satu dari ke empat pulau terbesar yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Empat pulau yang di maskud sisanya selain pulau flores yaitu Pulau Timor, Pulau Sumba dan Pulau Alor.

Nusa Tenggara Timur sendiri adalah salah satu provinsi kepulauan di Indonesia dengan jumlah pulaunya sebanyak 566 pulau.

Selain itu Pulau Flores juga memiliki beberapa kabupaten yang tediri dari 8 Kabupaten yaitu :
  1. Kabupaten Flores Timur
  2. Kabupaten Lembata / Lewoleba
  3. Kabupaten Sikka / Maumere
  4. Kabupaten Ende
  5. Kabupaten Nagekeo
  6. Kabupaten Ngadha
  7. Kabupaten Manggarai
  8. Kabupaten Manggarai Barat
Tujuh Kabupaten di atas yaitu kabupaten flores timur, sikka, ende, nagekeo, ngadha, manggarai, dan manggarai barat, itu letak lokasinya masih  satu daratan.

Sedangkan yang 1 Kabupatennya yaitu Kabupaten Lembata adalah merupakan daratan yang terpisah atau pulau tersendiri, namun masih masuk ke dalam kepulauan Flores.

Lalu tiap - tiap kabupaten tersebut memiliki ibu kotanya masing - masing, dan berikut di bawah ini adalah nama - nama ibu kotanya :
  • Flores Timur : Nama Ibu kotanya  Larantuka.
  • Lewoleba : Nama Ibu Kotanya Lembata
  • Sikka : Nama Ibu Kotanya Maumere,
  • Ende : Nama Ibu Kotanya Ende,
  • Nagekeo : Nama Ibu Kotanya Mbay,
  • Ngada : Nama Ibu Kotanya Bajawa,
  • Manggarai : Nama Ibu Kotanya Ruteng,
  • Manggarai Barat : Nama Ibu Kotanya Labuan Bajo,
Lingkungan Dan Budaya Flores

Flores adalah Pulau yang indah, mulai dari ujung barat hingga sampai ujung timur keindahan di pulau Flores tak dapat di tolak, mau itu di lihat dari sisi laut atau di lihat dari darat, dan begitu juga dengan lingkungan dan tradisi - tradisi kebudayaan yang terdapat di dalam pulau ini.

Mengutip dari websitenya larantuka.com bahwasanya sejarah dari kependudukan masyarakat di Flores menyebutkan kalau Pulau ini adalah merupakan sebuah pulau yang di huni oleh berbagai kelompok etnis atau berbagai macam suku dan kebudayaan yang hidup dalam suatu komunitas atau kelompok yang sifatnya eksklusif.

Dari berbagai macam kelompok etnis atau kelompok sukunya, masing - masing memiliki wilayah tertentu, lengkap dengan pranata sosial budaya dan juga ideologi yang dapat mengikat secara utuh antar anggota masyarakatnya. (Barlow, 1989; Taun, 1997). Heterogenitas penduduk Flores terlihat dalam sejarah asal-usul, suku, bahasa, filsafat dan pandangan dunia.

Ada 5 Kelompok Etnis Di Flores

Menurut Keraf (1987) dan Fernadez (1966) dan masih mengutip dari websitenya larantuka.com bahwasanya kelompok etnis atau suku di flores terdiri dari 5 sub - kelompok  etnis, di mana sebetulnya ke enam kelompok etnis tersebut sama - sama memiliki asal muasala genealogis dan budaya yang serupa.

5 Kelompok Etnis yang ada di kepulau flores yang di maksud adalah sebagai berikut :
  1. Kelompok Etnis Manggarai - Riung : terdiri dari kelompok bahasa manggarai, Pae, Mbai, Rajong, dan Mbaen.
  2. Kelompok Etnis Ngadha - Lio : Terdiri dari kelompok bahasa Rangga, Maung, Ngadha, Nage, Keo, Palue, Lio, dan Ende.
  3. Kelompok Etnis Mukang : Terdiri dari kelompok bahasa Sikka/Maumere, Krowe, Mukang, dan Muhang.
  4. Kelompok Etnis Lamaholot : Terdiri dari kelompok bahasa Lamaholot Barat, Lamaholot Timur, dan Lamaholot Tengah.
  5. Kelompok Etnis Bahasa Kedang yang di gunakan di wilayah Pulau Lembata bagian selatan.
Jadi bisa terlihat di atas, setiap etnis atau suku teresbut memiliki bahasanya masing - masing, dengan lebih dari 100 dialek. Selain itu juga memiliki adat, budaya, dan keseniannya secara tersendiri.

Sehingga hal seperti ini juga sangat mempengaruhi sekaligus juga menerangkan dan menggambarkan, mengapa di kepulauan flores ada begitu banyak macam jenis corak hias atau motif pada kain - kain tradisional di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dan ternyata setiap suku atau etnis juga memiliki berbagai ragam hias tenunan kain yang sangat khas seperti hiasan tenunan dengan menampilkan tokoh-tokoh mitos, binatang, lalu tumbuh-tumbuhan dan juga ada pengungkapan abstraknya dengan dijiwai oleh semangat penghayatan yang mendalam akan kekuatan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Agama-agama Asli di Flores

Masih mengutip dari websitenya larantuka.com Mengenai agama di Pulau Flores bahwasnya agak sedikit berbeda dengan daerah - daerah yang lain yang ada di Indonesia.

Pada umumnya mayoritas masyarakat di Kepulauan Flores memeluk agama Katolik. Yup, Kristianitas, khususnya Katolik itu sudah di kenal masyarakat di Pulau Flores sejak pada abad ke 16. 

Waktu itu Bangsa Portugis tiba pertama kali di daerah solor, flores timur. Tahun 1561 seorang Uskup dari Malaka mengirimkan 4 orang misonaris dominikan untuk mendirikan sebuah misi permanen.

Lalu 5 tahun kemudian lebih tepatnya pada tahun 1566 seorang Pastor Antonio da Cruz membangun sebuah benteng di daerah Solor, dan juga membangun sebuah seminari di dekat kota Larantuka.

Setelah 11 tahun berlalu, di tahun 1577 menurut "Pinto, 2000: 33-37',  sudah ada sekitar 50.000 orang Katolik di Kepulauan Flores.

Kemudian pada tahun 1641  terjadi migrasi besar -besaran penduduk melayu kristen ke Kota Larantuka  pada waktu Bangsa Portugis bisa di taklukan oleh Bangsa Belanda di Malaka.

Dan Sejak saat itulah kebanyakan dari penduduk Flores mulai mengenal Kristianitas, yang di mulai dari daerah Solor dan Larantuka di Kabupaten Flores Timur. Kemudian menyebar sampai ke seluruh daratan Pulau Flores dan Timor.

Walaupun kristianitas sudah dikenal sejak pada abad ke-16, kehidupan keagamaan di Pulau Flores masih memiliki berbagai ke ciri khasan. Artinya kehidupan keagamaan di flores sangat di warnai oleh unsur-unsur kultural dan budaya seperti pola tradisi asli dari warisan nenek-moyang.

Selain itu, ada juga unsur-unsur historisnya.  Apa itu unsur histori ? Unsur Historis adalah tradisi -tradisi dari luar yang masuk ke dalam melalui para misionaris - misionaris. Peran misonaris di Pulau Flores sangat aktif ikut berperan dalam kehidupan masyarakat

Dan kedua unsur ini di beri bentuk oleh sistem kebudayaan di Flores sehingga Vatter (1984: 38) menilai di beberapa tempat di Flores ada semacam percampuran yang aneh antara Kristianitas dan kekafiran.

Dulunya orang Flores memiliki sebuah kepercayaan yang sangat tradisional yaitu kepercayaan pada Dewa Matahari, lalu kepercayaan pada Bulan dan Bumi.

Kepercayaan yang bersifat astral dan kosmologis ini berasal dari pengalaman hidup mereka yang agraris, yang mengharapkan kebaikan dari langit (hujan) dan bumi (tanaman) (Fernandez, 1990).

Karena waktu dulu memang mungkin lahan - lahan pertanian cenderung tandus, sehingga membuat orang Flores sungguh - sungguh berharap pada penyelenggaraan - penyelengaraan Dewa Langit dan Dewi Bumi.

Namun akhirnya kini wilayah laut  bisa dijadikan sebagai lahan pendapatan oleh masyarakat di Flores terutama yang tinggal di pesisir pantai.

Ok itulah Informasi Mengenai Flores Beserta tempat wisata yang menarik. Apakah artikel ini bisa membantu ? Sekian dan terimakasih sudah mau berkunjung, dan semoga artikel ini dapat berguna.